PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN UNTUK PEMBUATAN KERTAS ANTI NYAMUK

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN UNTUK PEMBUATAN KERTAS ANTI NYAMUK

Oleh: Wahyu Mulyani, S.Far

Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah “raja dari segala buah” (King of Fruit). Durian adalah buah yang kontroversial, meskipun banyak ora

Tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari marga Durio.[1] Namun, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadang kala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis). Untuk selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada Durio zibethinus.

Durian ( Durio zibethinus Murr) merupakan salah satu jenis buah-buahan yang produksinya melimpah dan sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang khas. Bagian buah yang dapat dimakan ( persentase bobot daging buah) tergolong rendah, yaitu hanya 20,52%. Hali ini berarti ada sekitar 79,08% yang merupakan bagian tidak termanfaatkan untuk dibuang sebagai sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi. Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang dibuang sebagai sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi. Pada saat puncaknya limbah kulit durian mencapai 100 ton per hari. Kulit durian secara proporsional mengandung unsur selulosa yang tinggi (50-60%) dan kandungan lignin 5% serta kandungan pati yag rendah 5% sehingga dapat diindikasikan bahan tersebut dapat digunakan sebagai campuran bahan baku papan olahan serat produk lainnya yang dimanfaatkan. Kandungan kimia kulit durian yang dapat dimanfaatkan adalah pectin. Pektin merupakan senyawa yang baik digunakan sebagai pengental dalam makanan sehingga pectin yang diperolah dari kulit durian dapat dimanfaatkan sebgai pengental dalam pembuatan cendol atau dapat dijadikan sebagai tepung. Orang-orang tua zaman dahulu memanfaatkan kulit durian untuk bahan bakar pengusir nyamuk atau bahan bakar memasak.

Gambar. 1 Durian.

Di Indonesia dikenal ada 3 macam jenis nyamuk Aedes yang biasa menularkan penyakit DBD yaitu Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Aedes scutelaris. Dari ketiga jenis nyamuk tersebut, Aedesaegypti merupakan nyamuk yang paling berperan dalam penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan demam virus berat yang terjadi secara sporadik dan epidemik yang ditularkan diantara manusia dan primate lainnya melalui gigitan nyamuk Kasus DBD setiap tahun di Indonesia terus meningkat dan bahkan makin merajalela dengan pemanasan global. Cara yang tepat dalam pemberantasan penyakit DBD adalah dengan pengendalian vektor nyamuk sebagai penular. Untuk mengurangi efek samping dari bahan kimia maka perlu dikembangkan obat-obat penolak nyamuk dari bahan yang terdapat dialam yang lebih aman untuk manusia dan lingkungan, serta sumbernya tersedia dalam jumlahyang besar. Karena terbuat dari bahan alami diharapkan obat nyamuk jenis ini akan lebih mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Oktavianingrum dkk, kulit

durian mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa, lignin, serta kandungan pati. Kandungan dalam kulit durian tersebut mempunyai bau yang sangat menyengat dan tidak disukai oleh nyamuk, sebab efek kandungan tersebut bisa mempengaruhi syaraf pada nyamuk dan akibatyang ditimbulkannya adalah nyamuk mengalami kelabilan dan akhirnya mati [4]. Minyak atsiri atau disebut juga juga minyak eteris (essential oil atau volatile) adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga.

Siti Mardiyah dan Moh. Imam Royaldi juga pernah melakukan penelitian tentang perbedaan daya usir nyamuk Aedes aegypty antara obat nyamuk elektrik dan ekstrak kulit durian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ektrak kulit durian memiliki efektifitas daya usir yang lebih

kecil dari pada obat nyamuk elektrik. Adanya perbedaan efektifitas daya usir dari kedua bahan tersebut dikarenakan zat aktif pada keduanya berbeda. Perbedaan kandungan zat aktif pada kedua bahan tersebut dapat mengakibatkan perbedaan kekuatan dan toksisitas terhadap nyamuk menjadi berbeda. Bertambahnya jumlah minyak atsiri akan semakin meningkatkan kemampuan daya usir nyamuknya, karena semakin banyak minyak atsiri yang terhirup oleh nyamuk. Pengelolahan Ektrak kulit Durian sebagai bahan pengusir nyamuk Aedes aegypti merupakan salahsatu upaya untuk dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh obat nyamuk elektrik.

Jadi limbah kulit durian seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin karena kandungan dalam durian mempunyai banyak sekali manfaat. Ekstrak kulit durian sangat berpotensi untuk menjadi obat nyamuk. Penggunaan kulit durian dalamjumlah besar juga tidak memberikan efek samping berbahaya karena berasal dari bahan alam.Pemanfaatan limbah kulit durian secara optimal dapat memberi nilai guna pada kulit durian sehingga bisa bermanfaat bagi kehidupan.

Gambar.2 limbah kulit durian

Dibawah ini adalah cara pembuatan kertas antinyamuk dari kulit durian

  1. Bahan
  1. Air
  2. Kertas
  3. Lem PVC
  4. Kulit durian
  5. Alat
  1. Baskom
  2. Saringan
  3. Blender
  4. Cetakan obat nyamuk
  5. Cara membuat
  1. Sobek kertas menjadi kecil-kecil
  2. Masukan kertas kedalam baskom dan kemudian rendam dengan air selama semalam
  3. Hancurkan kertas dengan blender agar lebih halus
  4. Saringlah bubur kertas dengan saringan, pastikan airnya sudah berkurang
  5. Campurkan kertas dengan lem secukupnya, tambahkan air sedikit agar lem dapat bercampur dengan sempurna
  6. Haluskan kulit durian dengan blender lalu saring ampasnya
  7. Campurkan ekstrak kulit durian dengan kertas yang telah diberi lem tadi
  8. Cetak kertas sesuai dengan cetakan obat nyamuk, setelah itu jemur agar mengering
  9. Obat nyamuk dari kertas pun siap digunakan.

Gambar.3 Kertas antinyamuk dari kulit durian

Referensi:

  1. M. Rizal dan S. Sudarwati, “Kajian teknologi pemupukan terhadap pertumbuhan vegetative tanaman durian berumur 10 tahun dengan introduksi lima varietas unggul lokal durian di Kalimantan Timur,”Pros Sem Nas Biodiv Indon, vol. 1, no. 2, hlm. 314–318, April 2015.
  2. Wahyono,” KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY ,” M.S . Thesis, Pendidikan Biologi,Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, Indonesia, 2009.
  3. 3. S. Mardiyah dan M. Imam Royaldi,” EFEKTIFITAS PENGUSIR NYAMUK ELEKTRIK DARI EKSTRAK KULIT DURIAN (DuriozibethinusMurr),” The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist, Vol. 2, No.2, hlm. 70 -76, 2016.
  4. H. Widarto,” UJI AKTIVITAS MINYAK ATSIRI KULIT DURIAN (Durio zibethinus Murr) SEBAGAI OBAT NYAMUK ELEKTRIK TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti,” M.S. Thesis, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2009.
Kelopak Bunga Rosella Sebagai Alternatif Antioksidan Alami

Kelopak Bunga Rosella Sebagai Alternatif Antioksidan Alami

Oleh : apt. Sofia Nur Wachida, S. Farm.

Seiring dengan berkembangnya zaman, polusi terhadap lingkungan semakin meningkat dan menjadi faktor utama penyebab gangguan kesehatan. Seiring dengan bertambahnya umur, kondisi tubuh akan menjadi tua dan menyebabkan terjadinya penurunan produksi zat antioksidan dalam tubuh. Pada umur 40 tahun, produksi antioksidan dalam tubuh hanya 50 % dan pada umur 60-70 tahun akan turun menjadi 5-10 %. Oleh karena itu, asupan antioksidan dari luar sangat dibutuhkan (Hernani dan Raharjo, 2006).

Antioksidan merupakan zat yang dapat menetralkan radikal bebas sehingga dapat melindungi sistem biologi tubuh dari berbagai macam penyakit degeneratif, penuaan dan kanker (Tapan, 2005). Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif akibatnya kerusakan sel dapat dihambat (Winarsi, 2007).

Indonesia kaya akan tumbuh-tumbuhan baik sebagai sumber obat, atau makanan. Dari beberapa tumbuh-tumbuhan ini, terutama yang digunakan sebagai sumber makanan sehari-hari, mengandung senyawa kimia yang mempunyai aktifitas sebagai antioksidan, tetapi informasi ilmiah tentang aktifitas antioksidan dan antiradikal terutama pada tanaman yang biasa digunakan sehari-hari atau bahan makanan masih jarang ditemukan.

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L.) telah lama dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan secara tradisional digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit dan masalah kesehatan. Periset Ilmu dan Teknologi Pangan Ir. Didah Nurfarida M.Si. dari Institut Pertanian Bogor menemukan kandungan antioksidan pada teh kelopak bunga rosella jumlahnya lebih tinggi dibanding kumis kucing yang antioksidannya teruji klinis meluruhkan batu ginjal. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh De-Xing Hou dari Department of Biochemical Science and Technology Faculty Of Agriculture Kagoshima University Jepang menemukan bahwa senyawa antosianin delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside sebagai antioksidan terbukti mengatasi kanker darah atau leukemia (Mardiah dkk., 2009).

Kelopak bunga Rosella dapat mengatasi berbagai macam penyakit, diantaranya menurunkan asam urat (gout), meredakan peradangan sendi (arthritis), merangsang selera makan, kandungan glycosides-nya sebagai penawar luka, meningkatkan sistem syaraf dan dapat meningkatkan daya ingat otak. Membantu menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi), melancarkan buang air kecil (diuretik), sebagai anti inflamasi yang kuat, antipiretik yang menurunkan panas dalam, mempercepat pemecahan darah beku di otak dan kandungan asiaticoside (triterpene glycoside) dalam merangsang pembentukan lipid dan protein yang amat berguna untuk kesehatan kulit. Dapat meredakan dan menghilangkan batuk kronis, menurunkan kolesterol, menghancurkan lemak, melangsingkan tubuh, mengurangi efek buruk miras, mengurangi kecanduan merokok, mencegah stroke dan hipertensi. Mengurangi stress, memperbaiki pencernaan, menghilangkan wasir, menurunkan kadar gula, bersifat penetral racun, mencegah kanker, tumor, maaq menahun, migrain, demam tinggi. Cocok untuk ibu hamil guna membentuk kecerdasan otak anak di dalam kandungan dan mampu meningkatkan gairah sex serta tahan lama (Mardiah dkk., 2009).

Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunga rosella meliputi gossypetin, antosianin, glucoside hibiscin, asam organik, polisakarida dan flavonoid. Antosianin merupakan pigmen alami yang memberi warna merah pada seduhan kelopak bunga Rosella, dimana antosianin dan flavonoid bersifat sebagai antioksidan. Selain itu kelopak bunga rosella juga mengandung vitamin C cukup tinggi dibandingkan jeruk, apel, pepaya dan jambu biji yang telah kita ketahui bahwa vitamin C berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan penyakit (Mardiah dkk., 2009).

Mulai tahun 2009 banyak industri yang mulai mencoba untuk membudidaya dan mengolah kelopak bunga rosella menjadi berbagai olahan makanan, seperti teh, jus, sirup, permen jelly, selai, dodol, manisan dan pewarna makanan. Produk olahan tersebut dapat menjadi alternatif bahan pangan yang bisa dikonsumsi untuk memenuhi kecukupan antioksidan dalam tubuh.

Gambar berbagai olahan pangan kelopak bunga rosella

Referensi :

Hernani dan Raharjo M., 2006, Tanaman Berkhasiat Antioksidan, cetakan ke-2, Penebar Swadaya, Jakarta.

Mardiah, Hasibuan, S., Rahayu, A., dan Ashadi, R. W., 2009, Budidaya dan Pengolahan Rosella, si Merah Segudang Manfaat, cetakan 1, Agromedia Pustaka, Jakarta.

Tapan, E., 2005, Kanker, Antioksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Winarsi, H. 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Potensi dan Aplikasinya dalam Kesehatan, Kanisus, Yogyakarta.

DASA WARSA SMK TAMANSISWA BOJA, UKK FARMASI – KEPERAWATAN & PPDB 2021/2022

breefing sebelum UKK

SMK Tamansiswa Boja merupakan salah satu SMK Kesehatan di Kabupaten Kendal yang menyelenggarakan Program Keahlian Farmasi dan Keperawatan. Walaupun saat ini masih masa Pandemi Covid-19 dikarenakan berbagai macam pertimbangan Pada Tahun 2021 ini menyelenggarakan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) secara Luring dengan Protokol kesehatan sangat Ketat.

Institusi pasangan dalam UKK di SMK Tamansiswa Boja :
Untuk Prodi Farmasi bekerja sama dengan Asosiasi PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) sedangkan Prodi Farmasi bekerjasama dengan LSPP3 ASNAKES INDONESIA. Dilaksanakan selama 4 hari, Tgl 5-8 April 2021 dengan diatur per sesi dan shift sehingga tidak menimbulkan kerumunan siswa saat hadir disekolah maupun saat melaksanakan UKK.

Persiapan sudah dilakukan sedemikian rupa, baik Kelengkapan Laboratorium, Pembekalan Peserta serta peningkatan SDM Guru dan diharapkan dengan UKK ini dapat Mengukur / mengetahui tingkat capaian hasil belajar/kompetensi Kompetensi Keahliannya peserta didik.

Dibawah kepemimpinan kepala sekolah (SARJUNA, S.Pd) yang Notabene juga dipercaya oleh KS SMK Sekabupaten Kendal sebagai Ketua Umum MKKS SMK Kab. Kendal berupaya mensinergikan seluruh SDM yang dimiliki, sehingga SMK Tamsnsiswa Boja kian hari kian dapat diterima dihati masyarakat.

Sudah banyak Lulusan yang diterima bekerja di APotek, Puskesmas, Berwira usaha bahkan banyak yang diterima diperguruan tinggi ternama di Kendal, Semarang, Ungaran.

Tahun 2021 ini bertepatan dengan Dasa Warsa SMK Tamansiswa Boja, memberikan Program keringanan, kemudahan, seragam sekolah Gratis dan bahkan bebas Bea Masuk baik SPI maupun SPP bagi siswa baru Th 2021/2022.

Bahkan untuk anak Yatim/Piatu dengan kondisi prasejahtera dibebaskan dari segalamacam biaya Sekolah. Info detail bisa ditanyakan di sekolah atau bisa ditengok di Web. smktamansiswaboja.sch.id. Pendafatran bisa dilayani secara Online.

Kepala Sekolah / Ki Sarjuna bersama Assesor UKK Farmasi
Salahsatu momen pelaksanaan UKK Keperawatan
Penyerahan Soal dari IDUKA Kepada Kaprodi
Salahsatu sesi UKK Farmasi

SOP LURING

KEPALA SMK NEGERI DAN SWASTA CABDIN PENDIDIKAN WILAYAH XIII

TANGGAL 28 JULI 2020

TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PADA MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU

SMK NEGERI DAN SWASTA  SECABDIN PENDIDIKAN WILAYAH XIII

HASIL DISKUSI PADA RAPAT KERJA

  1. Sekolah melakukan penyemprotan kelas dan lingkungan area sekolah dengan menggunakan disinfektan minimal 1 minggu 1 kali
  2. Siswa memasuki area sekolah melalui gerbang masuk dengan tetap mengatur jarak antar siswa minimal 1,5 m
  3. Diupayakan siswa  hadir disekolah dengan diantarkan dan dijemput orang tua/keluarga untuk mengurangi kontak terlalu dekat dengan orang lain
  4. Petugas melakukan pengecekan suhu badan dengan menggunakan thermogun dan jika suhu badan melebihi 37,5o C, maka siswa diijinkan untuk pulang.
  5. Siswa wajib menggunakan masker dan apabila lupa maka sekolah wajib menyediakan masker cadangan.
  6. Bapak ibu guru menyambut siswa tanpa berjabat tangan tetapi cukup mengatupkan kedua tangan sambil sedikit menundukkan kepala. Hal itu juga berlaku untuk sesama guru dan karyawan Tata Usaha.
  7. Sebelum masuk kelas, guru dan siswa wajib cuci tangan dengan menggunakan sabun ditempat yang telah disediakan sekolah
  8. Siswa memasuki ruang kelas masing-masing dengan tetap menjaga jarak minimal 1,5 meter.
  9. Siswa menempati tempat duduk dimana satu meja hanya berisi satu kursi (kursi yang lainnya diberi tanda silang/dikosongi). Satu kelas hanya berisi maksimal 18 siswa.
  10. Selama pembelajaran peserta didik tetap menggunakan masker dan atau face shield
  11. Pembelajaran dimulai pukul 7.00 dan berakhir maksimal pukul 11.30 dengan istirahat 15 menit
  12. Selama istirahat siswa tetap berada di ruang kelas dan dapat digunakan untuk makan/minum dari bekal yang dibawa sendiri oleh siswa mengingat kantin tidak dibuka.
  13. Jika selama pembelajaran siswa merasa sakit segera lapor ke guru dan guru wajib mengijinkan siswa tersebut untuk pulang dan jika kondisi sakitnya kelihatan agak berat, maka sekolah merujuk ke puskesmas atau rumah sakit dengan terlebih dahulu memberitahukan kondisi siswa ke orang tua/keluarga.
  14. Untuk mengantisipasi bergerombolnya siswa saat pulang, maka sekolah wajib mengatur jarak waktu jeda kepulangan siswa.
  15. Sekolah melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan pembelajaran secara luring.
  16. Sekolah segera menutup kembali pembelajaran tatap muka (luring ) apabila ditemukan kasus penularan covid-19 disekolah.

                                                                                                            Kendal, 28 Juli 2020